Yusuf Bilyarta Mangunwijaya (Ambarawa, Central Java, 6 May 1929 – Carolus Hospital, Paseban, Senen, Central Jakarta, 10 February 1999), [1] was an Indonesian architect, writer, and Catholic religious leader. He was popularly known as Romo Mangun (Father Mangun). [2] Romo Mangun was the son of Yulianus Sumadi and Serafin Kamdaniyah. [3] .

R.D. Yusuf Bilyarta Mangunwijaya, Dipl.Ing. (disingkat Y.B. Mangunwijaya; 6 Mei 1929 – 10 Februari 1999) adalah seorang imam Gereja Katolik Roma, budayawan, arsitek, penulis, aktivis sosial, dan dikenal sebagai pembela wong cilik. Ia juga dikenal dengan panggilan populernya, Rama Mangun (atau dibaca "Romo Mangun" dalam bahasa Jawa).

2007年7月30日 · Romo Mangun looked back to the 1945 revolution as the golden age of Indonesian nationalism. Among his favourite heroes were former President Sukarno and former Prime Minister Syahrir. They are represented in this picture as the Javanese shadow puppets Bima and Yudhistira.

2022年11月15日 · KOMPAS.com - Yusuf Bilyarta Mangunwijaya (Y.B. Mangunwijaya) atau kerap disapa Romo Mangun adalah seorang rohaniwan Katolik, budayawan, arsitek, dan penulis yang terkenal karena karya-karyanya. Y.B. Mangunwijaya juga dikenal sebagai aktivis bagi kaum marginal yang membantu warga di Kali Code, Yogyakarta dan Kedung Ombo, Sragen.

2024年11月10日 · Y.B. Mangunwijaya atau yang biasa dikenal sebagai Romo Mangun bisa dikatakan sebagai salah satu tokoh terbesar dalam sejarah Gereja Katolik Indonesia modern. Belum tentu dalam 100 tahun sekali Gereja Katolik Indonesia bisa melahirkan figur yang sekomplet Romo Mangun.

Romo Mangun dikenal sebagai rohaniwan, budayawan, arsitek, penulis, aktivis dan pembela wong cilik (bahasa Jawa untuk “rakyat kecil”). Romo Mangun adalah anak sulung dari 12 bersaudara pasangan suami istri Yulianus Sumadi dan Serafin Kamdaniyah.

Y.B. Mangunwijaya mempunyai nama lengkapnya Yusuf Bilyarta Mangunwijaya dan nama samarannya Wastuwijaya atau Thalib Yusuf. Pastor yang lebih dikenal dengan panggilan Romo Mangun ini lahir 6 Mei 1929 di Ambarawa, Jawa Tengah, dan meninggal 10 Februari 1999.

2007年9月12日 · Romo Mangun's voice is silent. Just now, when the situation in Indonesia is so grim, we miss his wise words and his courage. Fortunately he illuminated the political transformation process of recent years with incisive commentary through numerous articles, written with a boundless energy.